Senin, 01 November 2010

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUASTRAAN

  1. PENDEKATAN KESUASTRAAN
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris: manities, istialah ini berasal dari kata latin yaitu Humanus, yang berasal dari manusiawi, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi kesimpulannya aalah the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai nilai Humanus.
Hampir setiap jaman seni, termaksud sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities, ini terjadi karma seni termaksud merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan disbanding dengan cabang the humanities seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama.
Karma itu seni adalah ekspresi yang sifat’a tidak normatif, seni lebbih mudah berkomunikasi. Karma tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampainya.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, pada hakekatnya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstrasi. Cinta kasi, bekahagian, kebebasan dan lain-lain. Yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang penting, maka seni sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampaian nilai-nilai kemanusiaan.
Orientasi the Humanities adalah ilmu: dengan mempelajari satu atau sebagaian dari disiplin ilmu yang tercakup kedalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.

B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa , kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan  sebagai bentik cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.

Dalam kesastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

  1. prosa lama meliputi
  1. dongen-dongen
  2. hikayat
  3. sejarah
  4. epos
  5. cerita melipur lara



  1. prosa baru meliputi
  1. cerita pendek
  2. roman/novel
  3. biografi
  4. kisah
  5. otobiografi

  1. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai yang bertulang pungggung cerita, mau tidak mau karya sasta (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, ataupun cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diproleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diproleh pembaca lewat sastra antara lain:
  1. prosa fisik memberikan kesenangan
  2. prosal fisik memberikan informasi
  3. prosal fisik memberikan warisan cultural
  4. prosa memberikan keseimbangan wawasan

  1. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam dalam rangka mempelajari budaya dasar tidak akan diserahkan pada tradisi pendidikan dan pengajar sastra dan apresiasinya yang mumi. Puuisi yang dipakai sebagai media sekaligus sumber belajar dengan tema atau pokok bahasan yang terdapat ilmu budaya dasar.
Kepuitiskan, keartistikan, atau keestetikan bahasa puuisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan mengunakan:
  1. Figura bahasa  (figurative languge) seperti gaya personitifikasi, metafor a, perbandingan alegori, dsd sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaranangan.
  2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
  3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu., berisi perasaan dan pengalaman jiwa  penyair sehingga hidup  dan memukau.
  4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
  5. pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan yang-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahaan ilmu budaya dasar adalah sebagai berikut:
  1. Hubungan dengan puisi lama dengan hidup manusia.
  2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
  3. puisi dan keinsyafan sosial.